Kopi gayo layaknya "jiwa" bagi Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Kopi gayo adalah nama produk kopi arabika yang ditanam di Dataran Tinggi Gayo. Ada tiga kabupaten di dalamnya, Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues. Dengan total luasan tanam (2010) mencapai sekitar 95.500 hektar, yang terdiri atas 48.500 hektar di Aceh Tengah, 39.000 hektar di Bener Meriah, dan 7.000 hektar di Gayo Lues. Berdasarkan data di Dinas Perkebunan dan Kehutanan Aceh Tengah, jumlah petani Kopi di Aceh Tengah 34.476 keluarga. Jika satu keluarga diasumsikan ada 4 orang, maka 137.904 orang yang di kabupate n tersebut yang menggantungkan hidupnya pada kebun kopi. Jumlah itu setara dengan hampir 90 persen total penduduk Aceh Tengah yang mencapai 149.145 jiwa (2010). Kondisi yang sama juga terjadi di Bener Meriah. Jumlah petani yang ada di sana mencapai sekitar 21.500 keluarga. Jika diasumsikan satu keluarga 4 orang, maka ada sekitar 84.000 jiwa orang atau sekitar 75 persen penduduk di Bener Meriah (111.000 jiwa/2010) yang menggantungkan hidupnya pada kebun kopi. Meskipun mengalami penurunan produksi hingga 10 persen, kata Mustofa, secara kualitas kopi gayo tak terpengaruh. Permintaan ekspor masih cukup tinggi, terutama dari negara-negara seperti Singapura, Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan. "Kualitas kopi gayo secara umum masih terjaga. Apalagi sudah ada berbagai perjanjian yang memudahkan penjualan kopi gayo, serta banyaknya kontrak perdagangan dengan pihak luar," kata Mustofa.