Produksi kopi arabika sekitar 70 ribu ton per tahun, sedangkan kopi robusta mencapai 600 ribu ton per tahun. Lahan tanaman kopi arabika di Pulau Jawa sebagian besar tersebar di milik PTPN XII yang berada di Kabupaten Bondowoso dan Situbondo yakni Kebun Kalisat Jampit, Kebun Blawan, Kebun Pancur, dan Kebun Kayumas. Lahan di lereng Gunung Raung yang berada di Kabupaten Bondowoso memiliki potensi bagus untuk pengembangan kopi arabika, namun sebagian besar lahan kopi berada di lahan Perum Perhutani. Kualitas kopi arabika di lahan kopi rakyat Desa Sukorejo, Kecamatan Sumberwringin, Bondowoso merupakan kategori kopi spesial yang disukai oleh konsumen di pasar internasional. Ciri-ciri kualitas kopi spesial yakni berdasarkan cita rasa kopi yang berkualitas seperti tidak boleh ada cacat rasa dalam kopi, tidak ada bau jamur, tidak boleh kotor atau bau debu, dan harus punya karakter rasa yang enak seperti beraroma rempah-rempah. Dari segi fisik, kopi yang berkualitas spesial harus bersih, tidak boleh berjamur, dan ukurannya harus seragam. Sebanyak 90% kopi arabika masuk dalam kategori spesial kopi yang biasa dikenal dengan 'Java Coffee. Data di Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor komoditi kopi naik 27,9% dari US$113,2 juta menjadi US$282,2 juta pada kuartal I 2011 dibanding periode yang sama di 2010. Sebagian besar tujuan ekspor kopi arabika ke Amerika Serikat seperti gerai kopi Starbucks, Eropa dan Jepang.